Didalam kehidupan masyarakat umum, Santri yang hidup dipesantren seringkali disebut sebagai calon  Kyai atau Ustadz yang mengurus masjid/mushola, mereka sering disebut sebagai remaja yang tidak mempunyai masadepan cerah, karena tidak mempunyai background studi formal yang jelas, hanya mengkaji kitab kuning dari pagi-pagi buta sampai malam menjelang tidur, oleh karena itu banyak dari para orangtua yang tidak ingin mendaftarkan anak-anak mereka ke Pesantren, masih banyak daripada orangtua yang berpikiran ''mau kerja apa anakku nanti kalo masuk pesantren''.

Padahal sudah sangat banyak dinegara kita tercinta ini  para pendiri pesantren yang tidak hanya memikirkan bagaimana kehidupan akhirat para santrinya, tetapi juga menyediakan berbagai macam ekstrakurikuler yang bisa menopang bakat dan minat dari para anak didiknya, walaupun memang kehidupan akhirat tetap yang terpenting.

Seperti sosok kyai karismatik dari tanah jawabarat yang sering dikenal dengan sebutan Abah Iso dari Majalengka Sukaraja Wetan, beliau menyediakan banyak pembelajaran tambahan diluar kitab-kitab ulama terdahulu, dengan niat untuk bekal para santrinya dikehidupan setelah pesantren, karna seorang murobbi atau pendidik tidak hanya fokus pada pembentukan karakter semata, tapi juga pada pengembangan bakat dari masing-masing santrinya, yang tidak lain hanya untuk bekal mereka dimasyarakat menyebarkan dakwah NABI MUHAMMAD SAW dengan ikhas dan tabah.